BREAKING NEWS

YAYASAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN INDONESIA (YAPPI) email: teamyappi@gmail.com WA: 0813 1036 9438
Tampilkan postingan dengan label Kegiatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kegiatan. Tampilkan semua postingan

YAPPI SUKSES SELENGGARAKAN INDO LIVESTOCK INNOVATIOAN AWARD 2023


Sebagaimana acara  Indo Livestock Expo & Forum yang berlangsung setiap tahun, Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) kembali dipercaya untuk menjadi penyelenggara Indo Livestock Award (ILA) 2023 yang berlangsung di Grand City Convex Surabaya 26-28 Juli 2023. Tema ILA tahun ini adalah inovasi bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Untuk melakukan seleksi dan penjurian terhadap para innovator bidang peternakan dan kesehatan hewan YAPPI mengandeng Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB University dan didukung oleh PT. Napindo Media Ashatama selaku penyelenggara pameran.

Indolivestock Innovation Award dilaksanakan dengan kepanitian:

Organizing Committee (OC)

  • Ketua   : Dr. drh. Desianto B Utomo, M.Sc
  • Wakil Ketua : drh. Dedy Kusmanagandi, MBA
  • Sekretaris  : Ir. Bambang Suharno
  • Kesekretariatan  : Winarno, SP, M.Si
  • Keuangan  : Ir. Setya Winarno  

Adapun Dewan Juri berasal dari Lembaga Perguruan Tinggi dan Pemerintah serta asosiasi yang profesional. Berikut dewan juri Indolivestock Innovation Award tahun 2023.

1.        Prof. Dr. Ir. Erika B. Laconi, MS
2.        Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA
3.        Prof. Dr. drh. C.A. Nidom, MS
4.        Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc 
5.        Dr. Ir. Riwantoro, MM

Setelah melalui serangkaian proses penilaian, Dewan Juri memutuskan 3 penerima  Indolivestock Innovation Award tahun 2023 dengan nama awards: Widhi Catha Satwa Nugraha. Berikut ini video dan uraian penerima award

 

1.      1. Inovator dari Lembaga Riset



Profil Galur Ayam KUB-1

Galur ayam KUB-1 dihasilkan melalui proses pemuliaan dari  tahun 1997 sampai tahun 2010. Ayam KUB-1 (Kampung Unggul Badan Litbangtan edisi ke-1) merupakan galur pertama yang telah dilepas melalui Keputusan Menteri Pertanian tahun 2014, dengan keunggulan produksi telur 160-180 butir/ekor/tahun atau rerata henday sebesar 50%, memiliki 90% sifat tidak mengeram, dan dipanen pada umur 60-70 hari. Dalam pengembangannya telah dilakukan kerjasama dengan beberapa industri sehingga Ayam KUB-1 telah menyebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani di Indonesia. 

 2. Inovator dari Perguruan Tinggi

Profil Inovasi Ir Julinda

Produk inovasi berbahan daun tahongai yang merupakan tanaman lokal Kalimantan yang mengandung bioaktif yang merupakan hasil penelitian sejak tahun 2014. Tahun 2018  dilakukan penyempurnaan prototype melalui program CPPBT Ristek BRIN. Tahun 2019 dikomersialisasikan melalui program PPBT Ristek BRIN dan sudah dimanfaatkan oleh peternak unggas di Kalimantan Timur. Keunggulannya sebagai antibakterial alami, mengandung bioaktif menekan angka mortalitas, menurunkan FCR, dan menurunkan kandungan lemak dan kolesterol pada daging ayam serta meningkatkan nilai tambah pada tanaman lokal Kalimantan. Tahun 2018 sudah Granted Paten dengan nomor: IDS000002030.

3.    3. Inovator dari Industri 

Profil Inovasi Medion

Medion didirikan di Bandung pada 1976 sebagai produsen dan distributor obat hewan. Berbagai inovasi berbasis riset telah mengangkat Medion menjadi perusahaan obat hewan terkemuka Indonesia yang distribusinya menjangkau seluruh provinsi di Indonesia serta lebih dari 20 negara di Asia, Afrika, dan Timur Tengah.

 Medion berhasil memproduksi berbagai jenis obat hewan baik jenis Farmasetik, Premiks, dan Biologik, serta kini mengembangkan produk fitofarmaka, obat hewan herbal  berbasis bahan baku lokal dengan missi menghilangkan kebergantungan terhadap bahan baku import, serta menduniakan obat hewan alami autentik Indonesia ke mancanegara. Medion menyediakan pelayanan multi jasa peternakan untuk meningkatkan populasi peternakan dan menjadi mitra utama usaha peternak Indonesia.

Inovasi "Ekstrak Curcuma dan Morinda citrifolia (FASBRO) untuk meningkatkan performa ayam dan meningkatkan kualitas daging" melalui proses penelitian bertahun-tahun, kini terbukti meningkatkan performa ayam dan kualitas daging, dan telah digunakan oleh peternak di berbagai daerah di Indonesia.


 

IKUTI SELEKSI INDOLIVESTOCK INNOVATION AWARD 2023


INDOLIVESTOCK INNOVATION AWARD 2023


Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) bekerjasama dengan PT Napindo Media Ashatama didukung Kementerian Pertanian dan Kementerian Hukum dan HAM mengundang para inovator di bidang peternakan dan kesehatan hewan untuk mengikuti seleksi penganugerahan Indolivestock Innovation Award 2023 dalam rangkaian acara International Indolivestock Expo & Forum ke 13 di Grand City Convex Surabaya. 

PESERTA

  • Peserta adalah perorangan atau kelompok yang memiliki karya cipta inovasi bidang peternakan dan kesehatan hewan, baik dari perguruan tinggi, lembaga riset, lembaga pemerintah, asosiasi, maupun pelaku usaha.
  • Setiap karya cipta inovasi yang didaftarkan pada program ini akan mendapatkan sertifikat kepesertaan

KRITERIA PENILAIAN

  1. Kebaruan. Karya cipta harus baru yang belum pernah ada sebelumnya serta bersifat orisinil (genuine) dan unik (uniqueness). 
  2. Hak Kekayaan Intelektual. Karya cipta diutamakan sudah memiliki sertifikat hak kekayaan intelektual dari Ditjen Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asazi Manusia RI
  3. Implementasi. Karya cipta telah diterapkan di masyarakat yang hasilnya berdampak positif bagi usaha peternakan dan/atau kesehatan hewan. 
  4. Keberlanjutan. Karya cipta terbukti masih diterapkan hingga saat ini dan ada indikasi kuat dilanjutkan penerapannya. 

TAHAPAN SELEKSI 

1. Seleksi administrasi

Penjaringan bakal calon melalui uji keabsahan berkas untuk memastikan bahwa inovasi yang diajukan memenuhi kriteria.  

2. Pemilihan 10 nominee

Desk review  secara kualitatif dan kuantitatif untuk memilih 10 (sepuluh) nominee untuk dilakukan verifikasi lebih lanjut. 

3. Verifikasi 

Dilakukan verifikasi lapangan terhadap 6 terbaik dari 10 nominee 

4. Penetapan Pemenang

Menetapkan 3 inovasi terbaik yang berhak menerima Indolivestock Innovation Award 2023

DEWAN JURI

Dewan Juri adalah tim independen dari kalangan perguruan tinggi, dunia usaha, lembaga pemerintah, lembaga riset dan asosiasi terkait. 

PENGANUGERAHAN AWARD

Indolivestock Innovation Award 2023 diberikan kepada pemenang oleh Menteri Pertanian pada acara opening ceremony Indolivestock Expo & Forum pada Rabu 26 Juli 2023 di Grand City Convex Surabaya. Acara ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah, perwakilan negara-negara peserta expo, pimpinan asosiasi, pewakilan exhibitor, tokoh-tokoh peternakan dan kesehatan hewan, media massa serta undangan lainnya

PENYELENGGARA

Indolivestock Innovation Award 2023 diselenggarakan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) bekerjasama dengan PT Napindo Media Ashatama,  didukung oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

PENDAFTARAN

Isi formulir online,  klik  https://bit.ly/indolivestockaward2023

Batas akhir pendaftaran tanggal 26 Juni 2023

CONTACT PERSON 

Winarno, HP/WA: 081310369438


Indo Livestock Expo & Forum 2019 : Tampilkan Penghargaan Pemda Terbaik


Kota Surabaya kembali ditunjuk menjadi tuan rumah penyelanggaraan Indo Livestock 2019 Expo and Forum, 3-5 Juli 2019. Kegiatan yang sudah ke-14 kalinya ini digelar Grand City Convex, berbarengan dengan Indo FeedIndo Diary, Indo Vet dan Indo Fisheries 2019.


PT Napindo Media Ashatama selaku penyelenggara menyebut, event ini merupakan ajang promosi dan alih teknologi bagi industri peternakan, sekaligus sebagai wadah memperkuat kapasitas industri peternakan lokal dengan cara membangun kerjasama dengan industri peternakan asing, serta berbagi informasi terkini mengenai tren dunia peternakan.

Sementara, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I ketut Diarmita, saat pembukaan Indo Livestock 2019, Rabu (3/7/2019), mengatakan, Indo Livestock 2019 merupakan acara besar yang memberi segudang manfaat. “Acara ini memberi peluang besar bagi kemajuan bidang peternakan dan kesehatan hewan,” kata Ketut.


Dirjen PKH saat meninjau salah satu booth peserta. (Foto: Infovet/CR)

Pasalnya dari data pemerintah, pertumbuhan sub sektor peternakan periode 2015-2018 cukup tinggi, yakni pertumbuhan produksi daging (17,6%); susu (8,5%); dan telur (17,5%) , serta ekspor meningkat (44,5%) per tahun. Akumulasi investasi usaha peternakan dalam negeri juga meningkat pada periode yang sama sebesar Rp 541,04 miliar, kemudian akumulasi PDB (Pendapatan Domestik Bruto) pada periode serupa meningkat Rp 18,2 triliun, dengan peningkatan 2017 ke 2018 sebesar 13,3% menjadi Rp 155,15 triliun.


Ketut menambahkan, “Indo Livestock juga memberikan solusi bagi dunia peternakan di Indonesia. Kami sangat apresiasi, semoga lebih kreatif dan inovatif lagi ke depannya untuk menjawab tantangan industri peternakan di Indonesia, serta mampu menarik minat masyarakat pada dunia peternakan.”

Selama tiga hari, kegiatan akbar itu dihadiri Dirjen PKH, Musdhalifah Machmud (Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian), Mayjend (purn) Bambang Budi Waluyo (HKTI), serta diikuti sekitar 250 peserta dari 25 negara dengan 6 paviliun negara, diantaranya Indonesia, Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, Eropa dan Amerika, dengan pengunjung mencapai 12.000 orang.

Acara semakin semarak dengan hadirnya booth khusus produk-produk ekspor, paviliun UMKM, KUR (Kredit Usaha Rakyat), seminar asosiasi, maupun seminar teknis dari perusahaan, sosialisasi SDTI (susu, daging, telur dan ikan) dan lain sebagainya yang menambah informasi dan edukasi bagi pengunjung.


Foto bersama asosiasi peternakan yang turut mendukung Indo Livestock. (Foto: Infovet/CR)

Jateng Terima Indo Livestock Services Award wilayah A


Seperti tahun-tahun sebelumnya, Indo Livestock 2019 juga memberikan penghargaan Indo Livestock Services Award bertajuk “Adi Praja Satwa Sewaka” . Kali ini, untuk pertama kalinya penghargaan Indolivestock Services Award diberikan kepada Dinas Provinsi (Indo Livestock sebelumnya diberikan kepada Dinas Kabupaten dan UPT/Unit Pelaksana teknis). Penilian dilakukan oleh Dewan Juri independen dan bersertifikat dari Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) bekerjasama dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan hewan. Tahapan penilaian meliputi penyebaran formulir award ke semua Dinas Provinsi, pengisian formulir, desk review, verifikasi lapangan dan penetapan pemenang.

Mengingat luas dan ragamnya wilayah Indonesia, wilayah penilian dibagi 3 kategori yaitu wilayah A, B dan C, berdasarkan aspek populasi animal unit, perkembangan industri dan aspek terkait lainnya.

Dari hasil penilaian selama  beberapa bulan, Dewan Juri menetapkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah sebagai pemenang pertama untuk Wilayah A. Berikut data pemenang selengkapnya.

Wilayah A:
Juara 1. Provinsi Jawa Tengah
Juara 2. Provinsi  Jawa Timur
Juara 3. Provinsi  Sumatera Barat

Wilayah B
Juara 1. Provinsi Bali
Juara 2. Provinsi  Sulawesi Selatan
Juara 3. Provinsi  Kalimantan Timur 

Wilayah C
Juara 1. Provinsi Kepulauan Riau
Juara 2. Provinsi  Gorontalo
Juara 3. Provinsi  Sulawesi Barat

Penerima penghargaan Indo Livestock Services Award 2019. (Foto: Infovet/CR)

Perwakilan YAPPI Dedy Kusmanagandi, yang merupakan tim penilai 
Indo Livestock Sevices Award, menyatakan bahwa landasan penilaiaan berdasarkan pada aspek nomenklatur, regulasi bidang peternakan, kemandirian dalam menghasilkan devisa daerah lewat komoditi peternakan, realisasi Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) dan beberapa aspek lainnya. (RBS/Bams)

Webinar Yappi-Indo Livestock : Belajar Kepada Para Pemenang Indo Livestock Award


Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) menggandeng  PT Napindo Media Ashatama ,  Gita Organizer serta media-media  peternakan , menyelenggarakan Indo Livestock Virtual Forum Series 1 pada Senin (31/8/2020). Webinar ini mengusung tema “Indo Livestock Award Winner Experiences dan Pandemi COVID-19 Sebagai Momentum Perbaikan Usaha Peternakan di Indonesia”.


Acara dibuka dengan sambutan dari jajaran manajemen PT Napindo Media Ashatama yaitu oleh Agung Wicaksono (Project Director), Devi Ardiatne (Project Manager Indo Livestock, Indo Feed, indo Dairy, Indo Fisheries  ), dan Lisa Rusli (Senior Project Manager Indo Agritech dan Indo Vet).


Agung Wicaksono


Devi Ardiatne


Lisa Rusli

Turut menyambut adalah Dr Desianto Budi Utomo MSc PhD, Ketua Umum YAPPI dan Dr Ir Nasrullah MSc, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.

Dirjen PKH Dr. Ir. Nasrullah MSc

Dalam opening speech nya Nasrullah diantaranya mengatakan di masa pandemi ini masyarakat lebih memilih makanan yang ready to eat dan ready to cook. Hal itu adalah momentum yang semestinya dibuat langkah strategi bagaimana komoditas peternakan bisa menjawab kebutuhan masyarakat.  Webinar ini dipandu dengan apik oleh Agnes Nilam Sunardi sebagai host, dan Ir Setya Winarno, Pengurus YAPPI, sebagai moderator.

Pembicara pertama Prof Dr Ir Muladno MSA, membawakan tema “Pandemi COVID-19 Sebagai Momentum Perbaikan Usaha Peternakan di Indonesia”. Muladno membahas gambaran peternakan sapi dan unggas sebelum pandemi, dampak pandemi terhadap peternakan, prediksi peternakan Indonesia pascapandemi COVID-19, dan langkah-langkah usaha perbaikan yang perlu dilakukan.

Kedua pembicara selanjutnya adalah pemenang Indo Livestock Award Nastiti Adiguna Satwa Nugraha.

Hidayatur Rahman pemilik PT Jatinom Indah, membawakan tema “Upaya Diversifikasi Usaha Untuk Business Sustainability”. Hidayatur memaparkan diversifikasi usaha diperlukan agar usaha bisa berkelanjutan. Diversifikasi yang dipilih bisa yang sejalan atau berbeda dengan usaha yang sekarang digeluti. Asal benar-benar dipersiapkan SDM yang capable, manajemen yang diatur oleh sistem, membangun pasar, dan tidak kalah pentingnya punya energi untuk mengembangkan usaha.

Pembicara selanjutnya, Slamet Wuryadi dari Slamet Quail Farm membawakan tema “Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan: Peluang Usaha Ternak Puyuh”. Slamet menjelaskan apa dan bagaimana peternak puyuh, serta bagaimana memulai beternak puyuh. Dia juga mengungkap data omset penjualan telur puyuh yang ternyata cukup besar yaitu sekitar 400-500 ribu rupiah per hari untuk tiap peternak.
Menurutnya keunggulan beternak puyuh adalah:
  • Telur puyuh belum pernah dijual di bawah BEP.
  • Demand akan telur puyuh masih lebih tinggi dari supply.
  • Puyuh tidak memerlukan tempat yang luas.
  • Tahan terhadap faktor penyakit.
  • Feses puyuh bisa digunakan untuk biogas, perikanan, dan pertanian.
Drh Dedy Kusmanagandi MBA, Wakil Ketua YAPPI menutup webinar dengan pembahasan tambahan terhadap materi-materi yang disampaikan sebelumnya. (NDV)

Profil

 
Copyright © 2014 YAPPI. Designed by OddThemes